KISAH BINATANG CERDIK DENGAN SERULING BAMBU | Lanjutan KISAH KANCIL (1)

. . Tidak ada komentar:
KISAH  BINATANG  CERDIK DENGAN  SERULING  BAMBU 

KANCIL  berpamitan meninggalkan HARIMAU
Ia lari kencang hingga jauh, tak mendengar suara temannya memanggil,
HARIMAU  berpikir lama sekali, sahabat yang dicintai telah hilang,
Ia melanggar apa yang dinasihatkan oleh temannya yang cerdik itu,
Pelanggaran itu ternyata betul membawa dampak amat buruk,

Setelah Raja itu dililit ular dengan lilitan yang amat dahsyat,
Maka ia  jatuh sakit , tak dapat berjalan hingga beberapa hari,
Ia sadar bahwa nasihat sahabatnya adalah benar,

Ia berjanji dalam hatinya,
Jika berjumpa lagi dengan sahabatnya, maka ia akan mengikuti nasihatnya,

Ketika Raja hutan itu telah sembuh, maka ia mencari sahabatnya,
Ia amat merindukan akan kecerdikannya,

Dari hutan satu ke hutan lainnya, berhari-hari ia berjalan,
Akhirnya  ia menemukan juga sahabat cerdiknya sedang tidur,
Sahabat iu melepaskan kepayahan dan tidur di bawah pohon BAMBU,

Alangkah  terkejutnya KANCIL  ketika mengetahui HARIMAU,
Ia berfikir : “Apa yang harus aku katakan kepadanya ?”,
Ia menoleh ke kanan dan ke kiri,
Ia melihat pohon bambu bertatapan antara satu dengan lainnya,
Maka terdengan suara nyaring darinya,…Geriie.. Kriyeeet ....

HARIMAU merasa senang berjumpa dengan temannya,
Keduanya bercengkerama sambil mendengarkan suara BAMBU,
Tiba-tiba HARIMAU itu merasa lapar,
Maka seperti biasa ia memaksa sahabatnya mencarikan makanan,

Sahabat itu berkata :
Ya , wahai Tuan Raja , tetapi tempat makanan itu amat jauh,
Tunggu di sini hingga aku datang kembali ke sini,
Aku pesankan kepada Paduka,
Jangan tinggalkan tempat ini dan jangan dekati seruling bambu itu,

HARIMAU bertanya :“Milik siapakah seruling itu ?”,
KANCIL  menjawab : “Wahai Paduka , Maaf , Kami tidak tau,
Tetapi , barangkali  itu adalah milik Nabi  Sulaiman,
Paduka tidak boleh sekali-kali meniupnya”,

Semakin dilarang HARIMAU  itu semakin ingin meniupnya,
Ia bertanya : “Bagaimana cara meniupnya ?”,
KANCIL menjawab : “ Itu ada batu besar dan tinggi , Panjatlah ia,
Tempelkan lidah Paduka di tengah-tengah dua pohon yang berdekatan,
Tunggu hingga angin kencang meniup dahsyat,

Tetapi sekali lagi kami pesankan,
Janganlah Paduka meniupnya, nanti Paduka kena murka,

Selamat beristirahat Wahai Paduka Raja yang bijaksana,
Kami akan pergi jauh mencari makanan,

KANCIL  lari kencang hingga jauh,
Tak mendengar suara temannya memanggilnya,

HARIMAU  itu berpikir lama sekali, sahabat yang dicintai telah pergi,
Di sini sudah tidak ada lagi yang melarang meniup seruling itu,

Ia lalu memanjat batu besar dan tinggi itu,
Ia tempelkan lidah di tengah-tengah dua pohon yang berdekatan,
Ia tunggu hingga angin kencang meniup dahsyat,

Apa hendak dikata, angin kencang pun sungguh meniup dengan dahsyat,
Lidah sang Raja terjepit dua bambu, dan ia jatuh kesakitan,
Darah mengalir deras dari lidahnya.
HARIMAU  lalu sakit hingga lama berhari-hari,

KANCIL terus saja berlari hingga jauh sekali,
Ketika ia telah merasa payah, maka ia beristirahat,
Ia lalu bersembunyi di semak-semak belukar,
Ia pejamkan kedua matanya dan ia lepaskan semua pikiran,

KANCIL beristirahat TIDUR, dan besuk pagi bangun pagi-pagi.
بِسْمِكَ اللّٰهُمَّ أَحْيَا وَ أَمُوْتُ
(Bersambung )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Situs Ini

Situs web ini merupakan situs web resmi Pondok Pesantren Sunan Sendang - Roudhotuttullab - Sendang Duwur. Semua konten tulisan insyaAllah ditulis secara langsung oleh Romo Yai Salim Azhar, tanpa mengurangi dan menambahi redaksi apa pun.

Bagi alumni atau siapa saja yang bersimpati dan ingin berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pesantren, silakan hubungi langsung Romo K.H. Salim Azhar di bagian Kontak Kami.

Arsip Situs

Label

Total Tayangan Halaman