DONGENG SEBELUM TIDUR (lanjutan 2 )

. . Tidak ada komentar:
DONGENG  SEBELUM  TIDUR (lanjutan 2 )

Ketika  kanjeng  DALANG  hendak  berceritra lain dia  bilang :
SIGET  CINARITO  TUNGGAL  PAPAN  SEJE  KANG  KACRITO.

Konon di sebuah desa daerah kekuasaan Paduka Raja MAQILA,
Hidup seorang Janda yang mengasuh 4 orang anak perempuan,
Yang 3 anak itu adalah anak kandungnya sendiri,
Yang 1 anak adalah anak asuh yang ibu dan ayahnya telah tiada,

Janda itu mengasuh 4 putrinya dengan baik, tanpa pilih kasih,
Ia bertindak adil walaupun putri yan satu bukan anak kandungnya,
Mereka diberi makan bersama , dididik untuk mencuci alat2 dapur,
Diajari akhlaq dan cara bergaul yang baik,

Janda tersebut bekerja sebagai penjual sayur di pasar,
Jika hendak ke pasar, ia memberikan tugas kepada 4 putri tersebut,

Putri asuh itu mempunyai kemampuan lebih dari pada 3 putri kandung,
Ia cepat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh ibunya,
Ia selalu selesai lebih dahulu dari pada saudari saudarinya,
Hal itu menyebabkan mereka dengki dan iri hati kepadanya,

Ibu janda tersebut belum mengetahui suasana putri-putrinya,
Maka beliau tidak khawatir mereka bertengkar,
3 putri kandungnya menjadi amat kejam kepada putri asuh tersebut,
Mereka selalu senyum dihadapan ibunya tetapi cemberut ketik ibu pergi,

3 putri itu selalu melimpahkan tugas kepada putri asuh tersebut,
Ketika ibunya datang seakan-akan mereka telah menyelesaikan tugas,
Padahal tugas itu selalu dibebankan kepada putri asuh ibunya,
Sang putri asuh selalu sabar dan menyelesaikan tugas saudari2nya,

Demikian itu keadaan mereka berempat,
Pada saat ibu pergi, sang putri asuh selalu dikucilkan, dipaksa, diejek,
Putri asuh tersebut tidak pernah membalas ejekan-ejekan mereka,
Dia pun tidak pernah memberitau ibu asuhnya tentang keadaannya,

Suara SAYEMBARA terdengar indah dari lorong rumah penduduk,

Ting-ting .Ting-gung ..Ting-ting .Ting-gung .Dlang Gentak nung-nung Dur,
Ting-ting .Ting-gung ..Ting-ting .Ting-gung .Dlang Gentak nung-nung Dur,
Siapa mau menjadi istri Ikan Raksasa akan dijadikan anak emas sang Raja,
Orang tuanya diberi hadian Rumah dan Perhiasan emas dan permata,

Para petugas SAYEMBARA telah datang di perkampungan ibu janda tersebut,
Ketika para petugas itu telah lewat, maka ibu bermusyawarah dengan 4 putri,
Mereka bertiga tidak ada yang mau dikawinkan dengan Ikan Raksasa,
Tetapi mereka memaksa ibunya agar mengawinkan anak asuh dengan ikan,

Mereka ingin menempati rumah mewah dengan mengurbankan saudarinya,
Sang Ibu menyodorkan hal itu kepada anak asuh tersebut,
Dengan perasaan terpaksa dalam hatinya , ia mengatakan :
“Jika ini kehendak dan perintah ibu , kami akan menjalankannya”,

Ibu janda tersebut merasa iba dan kasihan tetapi 3 putrinya amat gembira,
Mereka mengidamkan punya rumah mewah dan perhiasan emas,
Mereka tertawa riang , sedangkan saudari asuhnya menangis dalam hati,
Namun ia pandai menutup kesedihannya dengan senyuman yang manis,

Ia selalu menyelesaikan tugas mencuci alat-alat dapur sendiri,
Dalam benaknya ia selalu mengingat akan ibu dan ayahnya,

Pada suatu ketika ia merintih dalam hati :
“Ibu dan ayah telah tiada lagi di dunia ini,
Andai mereka masih hidup, mungkin keadaanku tak seperti ini,
Andai mereka masih ada, aku akan berbahagia dalam asuhannya,
Kini telah tiada lagi tanah tempat berpijak,
Telah lepas tali tempat bergantung, Aku tinggal sebatang kara,
Namun aku tetap bersyukur masih ada ibu yang mengasuhku”,

3 putri ibu janda mendatangi para petugas SAYEMBARA,
Tanpa mendapatkan perintah dari ibu kandungnya,
Mereka mengatakan bahwa saudarinya siap kawin dengan Ikan Raksasa,
Mereka memohon para petugas untuk datang menemui ibu mereka,

Maka para petugas tersebut pun kemudian mendatanginya,
Mereka memohon kesediaan ibu untuk membubuhkan cap jempol,
Sebagai tanda telah siap menerima isi SAYEMBARA tersebut,

Alangkah terkejutnya Ibu Janda itu,
Ia lalu memanggil anak asuhnya, untuk disodori perkara ini,
Anak asuh tersebut menutup kepedihan hatinya dengan senyuman,
Para petugas segera melaporkan hal itu kepada Paduka Raja,

Segera sang Raja mengirim utusan untuk melamar putri tersebut,
Pada saat itu diresmikan bahwa Putri asuh adalah calon istri Ikan Raksasa,

Kesedihan dan ke tak pastian bersemayam di hati Putri asuh,
Namun ia tetap melaksanakan tugas kesehariannya mencuci alat alat dapur,
Sebagaimana kebiasaannya ia mencuci di kali yang airnya amat jernih,
Tiba-tiab datang seekor katak yang amat besar , ia bisa berbicara :

“Wahai Putri asuh, Kamu tak usah sedih, Aku akan menolongmu,
Perhatikan apa yang keluar dari mulutku, Ambillah dan simpanlah,
Itu pasti bermanfaat ketika malam pertama engkau berjumpa suamimu,
Jangan sampai ada seorang pun mengetahuinya kecuali engkau”

Katak itu membuka mulutnya, 
Tiba-tiba keluar dari mulutnya 3 biji permata,

Katak itu menyampaikan pesan yang amat penting :
“Simpanlah permata-permata itu dan lepaskan ke mulut suamimu besuk,
Engkau akan melihat keajaiban yang tak pernah kau temui selama hidupmu,
Bersabarlah wahai cucuku”

(bersambung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Situs Ini

Situs web ini merupakan situs web resmi Pondok Pesantren Sunan Sendang - Roudhotuttullab - Sendang Duwur. Semua konten tulisan insyaAllah ditulis secara langsung oleh Romo Yai Salim Azhar, tanpa mengurangi dan menambahi redaksi apa pun.

Bagi alumni atau siapa saja yang bersimpati dan ingin berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pesantren, silakan hubungi langsung Romo K.H. Salim Azhar di bagian Kontak Kami.

Arsip Situs

Label

Total Tayangan Halaman