Ketika Sunan Drajat berkunjung ke tempat Raden Nur
Rohmat saat masih muda,
Sunan Drajat minta agar Raden Nur Rohmat menyuguhnya
UBI dan SIWALAN,
Dari saat itulah tampak tawadlu’ Raden Nur Rohmat
dalam melayani orangb tua,
Pada saat itu pula tampak ketinggian akhlaq beliau
dalam memulyakan tamu,
Sunan Drajat mulai memberikan bimbingan dan ujian
kepada R.Nur Rohmat,
Beliau bertitah :
“Qulub , tolong ambillah SIWALAN untukku ?”
R. Nur Rohmat menjawab :
“Mohon maaf Guru , kami panggil lebih dahulu penjaga
ladang ini”
Sunan Drajat bertitah :
“Itu terlalu lama Qulub , Tunjukkan aku SIWALAN mana
yang hendak diambil ?”
Raden Nur Rohmat menunjukkan kepada Sunan Drajat
pohon SIWALAN besar,
Sunan Drajat segera menepuk pohon SIWALAN yang besar
tersebut ,
Tiba-tiba buah SIWALAN tersebut rontok dan jatuh
semua ke tanah,
Sebuah peristiwa yang amat mengagumkan,
Raden Nur Romat menghaturkan pendapatnya :
“Mohon maaf Guru , Jika begitu adanya ,
Bagaimana jika nanti buah yang kecil-kecil itu tidak
dapat dimakan ?
Lagi pula semua buah ini menjadi kotor terkena
tanah”,
Sunan Drajat bertanya : “Lalu kalau menurut Qulub
bagaimana ?”
R.Nur Rohmat mohon izin , Beliau mengusap pohon
SIWALAN yang amat besar,
Lalu Beliau lambaikan tangan isyarat memanggil
buah-buah SIWALAN tersebut,
Tiba-tiba pohon SIWALAN tersebut seperti berlutut
kepada R.Nur Rohmat,
R.Nur Rohmat menghaturkan :
“Guru , sekarang kita dapat mengambil buah mana yang
kita kehendaki”
Sunan Drajat tersenyum dan mengambil beberapa buah
SIWALAN yang muda,
Setelah itu R.Nur Rohmat memberi isyarat agar pohon
tersebut tegak kembali,
Pohon tersebut lalu kembali dan menjadi tegak
seperti semula,
Sunan Drajat memberikan bimbingan dan ujian yang
kedua,
Beliau bertitah :
“Qulub , tolong ambillah UBI untukku ?”
R. Nur Rohmat menjawab :
“Mohon maaf Guru , kami panggil lebih dahulu penjaga
ladang ini”
Sunan Drajat bertitah :
“Itu terlalu lama Qulub , Tunjukkan aku UBI yang
mana yang hendak diambil ?”
Raden Nur Rohmat menunjukkan kepada Sunan Drajat UBI
yang hendak diambil,
Sunan Drajat segera menarik batang pohon UBI
tersebut ,
Tiba-tiba dapat dikeluarkan oleh Beliau, UBI yang
amat besar,
Beliau minta agar UBI tersebut dibakar menjadi
UBI BAKAR,
Raden Nur Romat menghaturkan pendapatnya :
“Mohon maaf Guru , Jika begitu adanya ,
Bagaimana jika nanti kedahuluan waktu Maghrib tiba
dan UBI belum masak ?
Kita sekarang belum mencari kayu bakar , juga belum
siap api pembakarnya”
Suna Drajat bertanya : “Lalu kalau menurut Qulub
bagaimana ?”
R. Nur Rohmat mohon izin , UBI tersebut dimasukkan
kembali ke dalam tanah,
Setelah itu Beliau menariknya kembali ternyata
keluar UBI tersebut,
Dan mengagumkan pula , UBI tersebut yang separo
masak , yang separo mentah,
Beliau menghaturkan : “Ini Guru , Kita makan dulu
yang telah masak,
Jika nanti masih kurang maka kita masakkan pula yang
masih mentah”
Sunan Drajat tersenyum gembira , Mungkin dalam hati
Beliau berkata :
“Alhamdulillaah , telah lahir pula penyebar agama
Islam yang tangguh,
Inilah nanti yang akan menjadi penyagga perjuangan
wali 9 di PANTURA”,
Tatkala Sunan Drajat telah mengetahui keunggulan
Raden Nur Rohmat,
Beliau memberinya tugas untuk membantu menyebarkan agama Islam,
Pada mulanya Sunan Drajat memerintah kepada Raden
Nur Rohmat :
“Qulub , Telah tiba saatnya kamu membantuku
menyebarkan agama Islam,
Pergilah ke Mantingan , Temui Nyai Ratu Kali Nyamat,
Beliau mempunyai sebuah MASJID peninggalan SULTAN HADLIRIN,
Berusahalah agar MASJID tersebut dapat didirikan di
SENDANGDUWUR,
Maka Raden Nur Rohmat pergi ke Mantingan dengan
membawa uang,
Uang tersebut hasil dari jerih payah Beliau menanam
Tebu bersama ibunya,
Sampai di tempat Nyai Ratu Kalinyamat , beliau
menunggu Nyai Ratu,
Sambil menanti Nyai Ratu beliau berkhidmat ,
Beliau mengisi tempat wudlu dan bersih-bersih
halaman,
Nyai Ratu masih sibuk membaca wirid ba’da sholat Shubuh,
Ketika mata hari telah terbit , Nyai Ratu keluar
menemui Raden Nur Rohmat,
Beliau menyapa dan menanyakan nama serta dari mana
dan apa maksudnya,
Raden Nur Rohmat menghaturkan bahwa ia bermaksud
membeli MASJID,
Nyai Ratu Kalinyamat tersenyum dan mengatakan :
“MASJID ini tidak dijual , Jika kamu menginginkan
membawanya,
Silahkan dibawa sendiri tanpa bantuan seseorang”,
Raden Nur Rohmat berfikir lalu mohon pemindahan
MASJID ditunda,
Nyai Ratu mengizinkan , dan Raden Nur Rohmat
kemudian pulang,
Beliau tidak terus ke rumah tetapi bertapa di Goa
puncak bukit Pamerangan,
Segala kekuatan konsentrasi ditujukan kepada Alloh,
menutub semua indra,
Memohon agar Alloh mengabulkan niat baiknya memindah
MASJID,
41 hari kemudian Sunan Kalijaga datang dan
memberikan nasihat ,
Beliau memerintahkan
agar Nur Rohmat kembali dan membawa MSJID,
Sesampainya di Mantingan beliau menghaturkan niatnya
kepada Nyai Ratu,
Nyai Ratu mempersilahkan beliau mengankat dan
membawa MASJID tersebut,
Beliau diberi karomah oleh
Alloh dapat memindah masjid Ratu Kali nyamat,
Dari Mantingan Jepara dipindah ke Sendangduwur
Paciran Lamongan Jatim,
Beliau memindahkannya sendirian tanpa bantuan teman,
Dan dilakukannya dalam waktu tidak sampai semalam,
AL KISAH :
Ketika masjid Ratu Kali Nyamat telah berdiri di atas
Bukit AMINTUNO,
Pada suatu ketika R.Nur Rohmat duduk di depan MASJID
tersebut,
Tiba-tiba datanglah
2 JIN membawa 8 GENTHONG air,
Mereka singgah di depan masjid dan berjumpa dengan
R.Nur Rohmat,
R.Nur Rohmat bertanya : “Siapakah anda ini dan dari
mana ?”
2 Jin itu menghaturkan :
“Kami berdua adalah Jin , Nama kami TARUNO dan
TARUNI,
Kami diperintah oleh Penguasa Kerajaan Demak
Bintara,
Kami diperintah untuk mengambil 8 genthong air ini dari Maja pahit,
Kami butuh singgah di sini untuk sejenak
beristirahat melepas lelah,
Setelah ini kami harus meneruskan perjalanan menuju
Demak Bintara”,
Raden Nur Rohmat berkata :
“Jika mungkin kami minta anda meninggalkan 4
genthong di sini,
Lalu anda berjalan ke Demak Bintara dengan 4
genthong agar tidah lelah”,
2 Jin itu menjawab : “Kami takut dimarahi oleh
Penguasa Kerajaan Demak”,
Raden Nur Rohmat berkata : “Kalau dimarahi , anda
kembali ke sini saja”,
2 Jin itu tidak berani melanggar perintah Penguasa
Karajaan Demak,
Maka mereka berdua minta izin untuk melanjutkan
perjalanan ke Demak,
2 Jin itu tiba-tiba tidak kuat lagi mengangkat 8 genthong tersebut,
Mereka berdua
hanya kuat mengangkat 4 genthong
air tersebut,
Terpaksa yang 4 genthong mereka tinggal di depan
masjid R.Nur Rohmat,
Setibanya di Demak mereka berdua dimarahi oleh
Penguasa Karajaan Demak,
Mereka sangat takut dan khawatir disiksa maka mereka
kembali ke Sendang,
Mereka diterima dengan sepenuh hati oleh Raden Nur
Romat,
Konon mereka lalu diperintah untuk menjaga
SUMUR GILING,
SUMUR GILING
termasuk sumur peninggalan R.Nur Rohmat,
Ketika Beliau duduk di depan masjid , ia melihat
sinar amat cemerlang ,
Sinar tersebut berjalan di angkasa dan meluncur
turun di suatu tempat,
R.Nur Rohmat memperhatikan sinar tersebut dengan
sungguh-sungguh ,
Lalu Beliau datangi tempat turun sinar tersebut ,
Beliau menemukan keris,
Keris tersebut tetancap pada tanah , lalu Beliau
mencabutnya,
Pada tancapan keris tersebut Beliau bangun sebuah
sumur,
Sumur tersebut sampai sekarang diambil airnya oleh
penduduk,
Mereka menimba airnya dengan gilingan yang diputar dengan
kaki,
Maka sumur tersebut dinamakan SUMUR GILING,
Keris tersebut diberi nama KERIS
SUMBER WANGUN WATI,
Beliau juga meninggalkan sebuah TOMBAK ABI LOWO
TOMBAK tersebut hingga sekarang disimpan di
Kabupaten Batang,
Setiap tahun dimandikan setelah para penduduk diajak
berziarah,
Tepatnya pada
HAUL PANGERAN CILIK
bin R. NUR ROHMAT,
Masih banyak peninggalan sejarah Raden Nur Rohmat
Sunan Sendang,
Biasanya dibaca pada saat HAUL atau HARI ULANG
TAHUN Beliau,
HAUL tersebut diselenggarakan secara istiqomah pada
tanggal 15 Sya’ban,
Tahun 2015 ini HAUL tersebut dilaksanakan pada hari
SELASA PAHING,
In sya Alloh tanggal 15 Sya’ban 1436 / 2 Juni 2015
mulai pagi hingga malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar