KISAH RADEN NUR ROHMAT (LANJUTAN)

. . Tidak ada komentar:
Ketika Sunan Drajat berkunjung ke tempat Raden Nur Rohmat saat masih muda,
Sunan Drajat minta agar Raden Nur Rohmat menyuguhnya UBI dan SIWALAN,
Dari saat itulah tampak tawadlu’ Raden Nur Rohmat dalam melayani orangb tua,
Pada saat itu pula tampak ketinggian akhlaq beliau dalam memulyakan tamu,

Sunan Drajat mulai memberikan bimbingan dan ujian kepada R.Nur Rohmat,
Beliau bertitah :
“Qulub , tolong ambillah SIWALAN  untukku ?”
R. Nur Rohmat menjawab :
“Mohon maaf Guru , kami panggil lebih dahulu penjaga ladang ini”
Sunan Drajat bertitah :
“Itu terlalu lama Qulub , Tunjukkan aku SIWALAN mana yang hendak diambil ?”

Raden Nur Rohmat menunjukkan kepada Sunan Drajat pohon SIWALAN besar,
Sunan Drajat segera menepuk pohon SIWALAN yang besar tersebut ,
Tiba-tiba buah SIWALAN tersebut rontok dan jatuh semua ke tanah,
Sebuah peristiwa yang amat mengagumkan,

Raden Nur Romat menghaturkan pendapatnya :
“Mohon maaf Guru , Jika begitu adanya ,
Bagaimana jika nanti buah yang kecil-kecil itu tidak dapat dimakan ?
Lagi pula semua buah ini menjadi kotor terkena tanah”,

Sunan Drajat bertanya : “Lalu kalau menurut Qulub bagaimana ?”
R.Nur Rohmat mohon izin , Beliau mengusap pohon SIWALAN yang amat besar,
Lalu Beliau lambaikan tangan isyarat memanggil buah-buah SIWALAN tersebut,
Tiba-tiba pohon SIWALAN tersebut seperti berlutut kepada R.Nur Rohmat,

R.Nur Rohmat menghaturkan :
“Guru , sekarang kita dapat mengambil buah mana yang kita kehendaki”

Sunan Drajat tersenyum dan mengambil beberapa buah SIWALAN yang muda,
Setelah itu R.Nur Rohmat memberi isyarat agar pohon tersebut tegak kembali,
Pohon tersebut lalu kembali dan menjadi tegak seperti semula,

Sunan Drajat memberikan bimbingan dan ujian yang kedua,
Beliau bertitah :
“Qulub , tolong ambillah UBI untukku ?”
R. Nur Rohmat menjawab :
“Mohon maaf Guru , kami panggil lebih dahulu penjaga ladang ini”
Sunan Drajat bertitah :
“Itu terlalu lama Qulub , Tunjukkan aku UBI yang mana yang hendak diambil ?”

Raden Nur Rohmat menunjukkan kepada Sunan Drajat UBI yang hendak diambil,
Sunan Drajat segera menarik batang pohon UBI tersebut ,
Tiba-tiba dapat dikeluarkan oleh Beliau, UBI yang amat besar,
Beliau minta agar UBI tersebut dibakar menjadi UBI  BAKAR,

Raden Nur Romat menghaturkan pendapatnya :
“Mohon maaf Guru , Jika begitu adanya ,
Bagaimana jika nanti kedahuluan waktu Maghrib tiba dan UBI belum masak ?
Kita sekarang belum mencari kayu bakar , juga belum siap api pembakarnya”

Suna Drajat bertanya : “Lalu kalau menurut Qulub bagaimana ?”
R. Nur Rohmat mohon izin , UBI tersebut dimasukkan kembali ke dalam tanah,
Setelah itu Beliau menariknya kembali ternyata keluar UBI tersebut,

Dan mengagumkan pula , UBI tersebut yang separo masak , yang separo mentah,
Beliau menghaturkan : “Ini Guru , Kita makan dulu yang telah masak,
Jika nanti masih kurang maka kita masakkan pula yang masih mentah”

Sunan Drajat tersenyum gembira , Mungkin dalam hati Beliau berkata :
“Alhamdulillaah , telah lahir pula penyebar agama Islam yang tangguh,
Inilah nanti yang akan menjadi penyagga perjuangan wali 9 di PANTURA”,

Tatkala Sunan Drajat telah mengetahui keunggulan Raden Nur Rohmat,
Beliau memberinya tugas  untuk membantu menyebarkan agama Islam,

Pada mulanya Sunan Drajat memerintah kepada Raden Nur Rohmat :
“Qulub , Telah tiba saatnya kamu membantuku menyebarkan agama Islam,
Pergilah ke Mantingan , Temui Nyai Ratu Kali Nyamat,
Beliau mempunyai sebuah MASJID  peninggalan SULTAN  HADLIRIN,
Berusahalah agar MASJID tersebut dapat didirikan di SENDANGDUWUR,

Maka Raden Nur Rohmat pergi ke Mantingan dengan membawa uang,
Uang tersebut hasil dari jerih payah Beliau menanam Tebu bersama ibunya,

Sampai di tempat Nyai Ratu Kalinyamat , beliau menunggu Nyai Ratu,
Sambil menanti Nyai Ratu beliau berkhidmat ,
Beliau mengisi tempat wudlu dan bersih-bersih halaman,

Nyai Ratu masih sibuk membaca wirid  ba’da sholat Shubuh,
Ketika mata hari telah terbit , Nyai Ratu keluar menemui Raden Nur Rohmat,

Beliau menyapa dan menanyakan nama serta dari mana dan apa maksudnya,
Raden Nur Rohmat menghaturkan bahwa ia bermaksud membeli MASJID,

Nyai Ratu Kalinyamat tersenyum dan mengatakan :
“MASJID ini tidak dijual , Jika kamu menginginkan membawanya,
Silahkan dibawa sendiri tanpa bantuan seseorang”,

Raden Nur Rohmat berfikir lalu mohon pemindahan MASJID ditunda,
Nyai Ratu mengizinkan , dan Raden Nur Rohmat kemudian pulang,
Beliau tidak terus ke rumah tetapi bertapa di Goa puncak bukit Pamerangan,

Segala kekuatan konsentrasi ditujukan kepada Alloh, menutub semua indra,
Memohon agar Alloh mengabulkan niat baiknya memindah MASJID,

41 hari kemudian Sunan Kalijaga datang dan memberikan nasihat ,
Beliau memerintahkan  agar Nur Rohmat kembali dan membawa MSJID,

Sesampainya di Mantingan beliau menghaturkan niatnya kepada Nyai Ratu,
Nyai Ratu mempersilahkan beliau mengankat dan membawa MASJID tersebut,

Beliau diberi karomah oleh Alloh dapat memindah masjid Ratu Kali nyamat,          
Dari Mantingan Jepara dipindah ke Sendangduwur Paciran Lamongan Jatim,
Beliau memindahkannya sendirian tanpa bantuan teman,
Dan dilakukannya dalam waktu tidak sampai semalam,

AL KISAH :
Ketika masjid Ratu Kali Nyamat telah berdiri di atas Bukit AMINTUNO,
Pada suatu ketika R.Nur Rohmat duduk di depan MASJID tersebut,
Tiba-tiba datanglah  2 JIN  membawa 8 GENTHONG  air,
Mereka singgah di depan masjid dan berjumpa dengan R.Nur Rohmat,

R.Nur Rohmat bertanya : “Siapakah anda ini dan dari mana ?”
2 Jin itu menghaturkan :
“Kami berdua adalah Jin , Nama kami TARUNO dan TARUNI,
Kami diperintah oleh Penguasa Kerajaan Demak Bintara,

Kami diperintah untuk mengambil  8 genthong air ini dari Maja pahit,
Kami butuh singgah di sini untuk sejenak beristirahat melepas lelah,
Setelah ini kami harus meneruskan perjalanan menuju Demak Bintara”,

Raden Nur Rohmat berkata :
“Jika mungkin kami minta anda meninggalkan 4 genthong di sini,
Lalu anda berjalan ke Demak Bintara dengan 4 genthong agar tidah lelah”,

2 Jin itu menjawab : “Kami takut dimarahi oleh Penguasa Kerajaan Demak”,
Raden Nur Rohmat berkata : “Kalau dimarahi , anda kembali ke sini saja”,

2 Jin itu tidak berani melanggar perintah Penguasa Karajaan Demak,
Maka mereka berdua minta izin untuk melanjutkan perjalanan ke Demak,

2 Jin itu tiba-tiba tidak kuat lagi mengangkat  8 genthong tersebut,
Mereka berdua  hanya kuat mengangkat  4 genthong air tersebut,
Terpaksa yang 4 genthong mereka tinggal di depan masjid R.Nur Rohmat,

Setibanya di Demak mereka berdua dimarahi oleh Penguasa Karajaan Demak,
Mereka sangat takut dan khawatir disiksa maka mereka kembali ke Sendang,
Mereka diterima dengan sepenuh hati oleh Raden Nur Romat,
Konon mereka lalu diperintah untuk menjaga SUMUR  GILING,

SUMUR GILING  termasuk sumur peninggalan R.Nur Rohmat,
Ketika Beliau duduk di depan masjid , ia melihat sinar amat cemerlang ,
Sinar tersebut berjalan di angkasa dan meluncur turun di suatu tempat,

R.Nur Rohmat memperhatikan sinar tersebut dengan sungguh-sungguh ,
Lalu Beliau datangi tempat turun sinar tersebut , Beliau menemukan keris,
Keris tersebut tetancap pada tanah , lalu Beliau mencabutnya,
Pada tancapan keris tersebut Beliau bangun sebuah sumur,

Sumur tersebut sampai sekarang diambil airnya oleh penduduk,
Mereka menimba airnya dengan gilingan yang diputar dengan kaki,
Maka sumur tersebut dinamakan  SUMUR GILING,
Keris tersebut diberi nama  KERIS  SUMBER  WANGUN  WATI,
  
Beliau juga meninggalkan sebuah TOMBAK ABI LOWO
TOMBAK tersebut hingga sekarang disimpan di Kabupaten  Batang,
Setiap tahun dimandikan setelah para penduduk diajak berziarah,
Tepatnya pada  HAUL  PANGERAN  CILIK  bin  R. NUR  ROHMAT,
  
Masih banyak peninggalan sejarah Raden Nur Rohmat Sunan Sendang,
Biasanya dibaca pada saat HAUL atau HARI  ULANG  TAHUN Beliau,

HAUL tersebut diselenggarakan secara istiqomah pada tanggal 15  Sya’ban,
Tahun 2015 ini HAUL tersebut dilaksanakan pada hari SELASA  PAHING,
In sya Alloh tanggal 15 Sya’ban 1436 / 2 Juni 2015 mulai pagi hingga malam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Situs Ini

Situs web ini merupakan situs web resmi Pondok Pesantren Sunan Sendang - Roudhotuttullab - Sendang Duwur. Semua konten tulisan insyaAllah ditulis secara langsung oleh Romo Yai Salim Azhar, tanpa mengurangi dan menambahi redaksi apa pun.

Bagi alumni atau siapa saja yang bersimpati dan ingin berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pesantren, silakan hubungi langsung Romo K.H. Salim Azhar di bagian Kontak Kami.

Arsip Situs

Label

Total Tayangan Halaman