KISAH SUNAN
RADEN NUR ROHMAT
(SUNAN SENDANG)
Di ceritakan
oleh : KH.
Salim Azhar AR.
Sunan Raden Nur Rohmat seorang penyebar agama Islam
pada zaman wali 9,
Beliau adalah putra dari seorang Ahli RIYADLOH
dari BAGHDAD
Namanya Syekh Abdul Qohar Al Baghdady,
Kakek Beliau adalah seorang yang alim bernama Syekh
Abdul Malik,
Buyut Beliau adalah seorang arif namanya Abu Yazid,
Kami belum mendapat jawaban Apakah ini Abu Yazid
Albasthomi atau lainnya,
Riyadloh dan Uzlahnya dibimbing oleh Sunan Kali
Jaga,
Atas petunjuk dan bimbingan Thoriqoh dari Sunan Kali
Jaga,
Amaliahnya dapat diteladani oleh ummat pada saat itu
maupun sesudahnya :
SABAR , TAWADLU’ , DERMAWAN , TIDAK SUKA MENONJOL ,
Beliau diberi karomah sangat banyak oleh Alloh SWT,
Ketika masih sangat muda beliau telah dikaruniai
suatu keunggulan,
Beliau membuat sebuah sumur untuk diambil manfaat
oleh orang-orang,
Sumur tersebut amat menyenangkan , airnya jernih ,
sumbernya lancar,
Banyak penduduk yang menimba airnya untuk minuman
sehari-hari,
Juga untuk memberi minuman kepada binatang-binatang
ternak mereka,
Tiada ketinggalan anak-anak juga banyak mandi dari
air sumur tersebut,
Syahdan , Pada suatu ketika datang seorang
penunggang kuda yang gagah,
Ia berhenti di dekat anak-anak yang sedang mandi dan
bermain di sumur itu,
Ia bertanya kepada mereka : “Manakah jalan menuju
kampung PENANJAN ?”
Anak-anak tersebut tidak menjawab , mereka asyik
dengan permainan mereka,
Maka Penunggang kuda yang gagah itu marah, Ia merasa
tidak diperhatikan,
Ketika ia marah , anak-anak tersesebut tidak
takut tetapi malah tertawa,
Penunggang kuda itu semakin marah dan hampir-hampir memukul mereka,
Maka berkatalah anak yang paling besar di antara
mereka :
“Maaf tuan ,
anda jangan marah , kami semua tidak tau PENANJAN,
Anak-anak ini tidak semua mengerti bahasa yang tuan
ucapkan”,
Penunggang kuda tersebut tidak dapat menerima
keterangan tersebut,
Ia mengeluarkan cambuk kuda dari pinggangnya untuk
mencambuk mereka,
Anak yang paling besar tersebut lalu berbicara
sambil memegang timba :
“Tuan tidak akan dapat menyakiti anak-anak ini sebab
mereka telah kebal,
Mereka telah banyak minum dan mandi di sumur ini
maka mereka kebal,
Jika tidak percaya , pukullah TIMBA DAUN SIWALAN ini
dengan pedang,
Pedang tuan tak kan mempu memecahkan TIMBA DAUN
SIWALAN ini,
Penunggang kuda tersebut tertegun , ia tidak dapat
berbicara,
Ia lalu meninggalkan anak-anak tersebut dan
anak-anak tetap bermain,
R.Nur Rohmat melihat peristiwa tersebut dari jauh,
Beliau berpikir jauh , berkata dalam hatinya :
“Sumur ini berbahaya bagi kehidupan akhlaq anak-anak
itu”,
Di saat malam yang sepi, Beliau menutup sumur
tersebut dengan batu besar,
Pagi harinya sumur tersebut telah hilang dari
pandangan para pemakai,
Seolah-olah tidak pernah ada bangunan sumur di
tempat tersebut,
Raden Nur Rohmat
bekerja membantu ibunya bercocok tanam,
Beliau menanam
TEBU , SIWALAN , UBI disamping
tanaman yang lainnya,
Hasil tanaman-tanaman tersebut dijadikan bekal untuk
penyebaran agama Islam
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar