AKHLAQ DALAM AL QUR’AN ( 20 )
MENGHARAP MASA DEPAN
YANG TENTRAM DAN
MULYA
Al
Furqaan (74)
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ
لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Kehidupan yang sejahtra dan masa depan yang mulya adalah
dambaan serta harapan orang-orang
yang pintar dan
berfikir .
Pemikiran yang
seperti itu timbul dari hasil berangan-angan bahwa seseorang yang sejahtra dalam hidupnya serta
mulya masa depannya akan mendapatkan keni'matan-2 :
1-
Dapat
meni’mati kehidupan di dunia ini, maka mudah menemukan jalan untuk bersyukur
kepada Alloh SWT.
2-
Tenang
hatinya , maka mudah menemukan jalan untuk khusyu’ dalam melakukan peribadatan
kepada Alloh SWT.
3-
Stabil
keadaan keluarganya, maka mudah menemukan jalan untuk kerukunan serta
kedamaian dalam keluarga yang mana
prihal seperti itu dicintai oleh Alloh SWT.
4-
Diliputi
senyuman mesra di wajahnya serta semangat jiwanya, maka mudah menemukan jalan
untuk mendapatkan simpatisan serta rizqi
dari Alloh SWT.
5-
Sempat
berfikir menata masa depan yang cerah dalam hal pendidikan putra-putri serta kaumnya, maka mudah menemukan jalan untuk melestarikan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
diridloi oleh Alloh SWT.
6-
Sempat
berfikir menata masa depan yang cerah dalam hal kelangsungan serta pengembangan
da’wah agama Alloh SWT .
7-
Sempat
berfikir menata masa depan yang cerah dalam hal pengkaderan dan pentokohan
putr-putri serta kaumnya sebagai penerus kepemimpinan orang-orang yang bertaqwa
kepada Alloh SWT .
Orang yang berakhlaq mulya berkeinginan bahwa hal-hal
tersebut di atas dapat terwujud dalam
dirinya juga keluarganya dengan cita-cita yang luhur yaitu sejahtra bersama di dunia, sejahtra bersama di akhirat juga
, dan dia senantiasa ingat bahwa
keinginan tersebut tak kan terwujud atas usahanya sendiri akan tetapi harus dengan kebersamaan, sedangkan
kebersamaan itupun tak menjamin kesuksesan tanpa izin dan
penberian Alloh SWT.
Maka ia panjatkan selalu do’a kehadlirat Alloh SWT :
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا
Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami
dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar