RAJA AJIB DALAM BERKELANA (lanjutan
10).
Rasa ingin tau merupakan watak dan karakter manusia yang
berkehidupan maju,
Dengan rasa ingin tau maka
manusia bisa bertambah ilmu pengetahuannya,
Dengan rasa ingin tau maka
manusia bisa bertambah drajat dan jabatannya,
Dengan rasa ingin tau maka
manusia bisa menikah dan punya keturunan,
Demikian halnya Raja Ajib,
Hasrat hatinya mendesaknya untuk memasuki kamar ke 40,
Ketika ia membuka kamar yang ke 40, alangkah terkejutnya,
Ia melihat seekor kuda amat bagus, Jantan dan gagah,
Subhaanallooh,
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ
الْأَنْعَامَ لِتَرْكَبُوا مِنْهَا وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ ( المؤمن : ٧٩ )
Allahlah yang menjadikan binatang
ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu
makan. (Al Mu'min : 79)
Raja Ajib adalah Raja yang gemar menunggang kuda,
Ia tak dapat menolak keinginannya untuk menunggang kuda tersebut,
Apa lagi kuda itu telah siap kendali dan pelana,
Tanpa pikir panjang ia langsung meloncat ke punggung kuda tersebut,
Tiba-tiba tanpa di kendalikan , kuda tersebut lari menglilingi
taman tempat ia dipelihara,
Kuda tersebut kemudian
keluar melalui pintu belakang kamar,
Ternyata kuda tersebut adalah kuda Samberani,
Ia bisa terbang jauh tinggi ke awan,
Di antara takut dan harapan,
Raja Ajib memusatkan hatinya kepada Dzat Pencipta ,
Sembari mohon perlindungan dan keselamatan,
Kuda itu terbang jauh menuju arah yang tak diketahui oleh Raja
Ajib,
Ia tak mau dikendalikan,
Ia terbang menurut kemauannya sendiri,
Subhanalloh,
Beberapa saat kemudian,
Kuda itu menukik kebawah, tepat di halaman rumah 9 orang yang
bermata sebelah,
Raja Ajib jatuh tersungkur ,
ia segera melindungi wajahnya dengan tangannya,
Kuda tersebut mencambuk kepala Raja Ajib dengan ekornya lalu
bersuara keras,
Untung Raja Ajib telah dalam posisi tengkurap sebelum ia dicambuk
oleh kuda tersebut,
Andai tidak tengkurap mungkin ekor kuda tersebut mengenai matanya
sebelah,
Para penghuni rumah tua yang bermata sebelah itu semuanya keluar,
Semuanya tertawa lebar sambil berkata :
مَنْ دَخَلَ فِيْ
أمْرٍ لَا يَعْنِيْهِ خَرَجَ بِمَا لَا يُرْضِيْهِ
(Siapa masuk dalam perkara yang tak
berguna baginya, maka ia keluar dengan sesuatu yang tak disukainya)
Mereka mengatakan :
“Wahai kawan , anda kini telah merasakan sendiri apa yang pernah
kami alami,
Bagaimana keadaan anda ?
Apa kita akan menjadi kawanan 10 orang ?”
Mendengar suara tersebut Raja
Ajib membalikkan badannya menjadi terlentang,
Ternyata mereka adalah kawan-kawan yang bermata sebelah,
Alangkah terkejutnya 9 orang yang bermata sebelah itu ketika
memandang Raja Ajib,
Ia terlindung wajahnya dan matanya utuh tidak terkena cambukan kuda
Jin itu,
9 kawan itu lalu membangunkan Raja Ajib dan membantunya masuk ke
rumah tua itu,
Mereka mengobati luka-luka Raja Ajib dan memberinya makan dan
minum,
Mereka mengatakan : “Beristirahatlah kawan , hari hampir senja”
Pada permulaan malam mereka bercengkerama bersama-sama,
Raja Ajib menceritrakan pengalamannya, mereka juga menceritrakan
pengalamannya,
Semua dari mereka ketika terjatuh dari kuda itu , posisinya mesti
terlentang,
Sehingga cambukan ekor kuda itu tepat mengenai mata mereka lalu
sakit dan buta sebelah,
Tetapi Raja Ajib terjatuh dengan posisi tengkurap sehingga wajahnya
terlindung.
Mereka bertanya : “Mengapa bisa begitu ?”,
Raja Ajib menjawab : “Mungkin Tuhan kasihan padaku karna setiap
malam aku berdzikir ,
Dan ketika kuda itu tak terkendalikan maka aku pun memusatkan
hatiku menyebut اللهُ, اللهُ, اللهُ,
Raja Ajib berkata begitu karna ingin agar mereka bisa mengikutinya
dalam retual,
Pada akhir pembicaraan menjelang istirahat tidur , Raja Ajib
mengatakan :
“Kalau sekiranya teman-teman setuju , aku berpendapat hendaknya
kita merubah retual,
Maksudnya , Retual kita tidak menglilingi lampu tetapi duduk dengan tenang,
Pakaian kita tidak seragam hitam , tetapi putih , begitu pula wajah
kita, bersih,
Bacaan dalam retual kita ganti dengan sebanyak-banyaknya membaca : لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ”
( bersambung ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar