RAJA AJIB DALAM BERKELANA (lanjutan
11).
Alloh Tuhan Yang Maha Kuasa ,
Jika berkehendak memberi petunjuk kepada seseorang maka tak seorang
pun bisa menyesatkannya,
Itulah makna dari apa yang selalu dibaca oleh Khotib Jum’ah :
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ
Teman-teman Raja Ajib yang bermata sebelah itu menerima apa yang
disampaikan olehnya,
Mulai malam itu retual mereka dipimpin oleh Raja Ajib dan berganti
caranya,
Mereka amat senang dengan cara tersebut,
Mereka sepakat bahwa retual ini ditetapkan sebagai retual mereka,
Maka ditunjuklah seorang untuk memimpin ( Imam ) retual tersebut,
Fajar menyingsing , tanda pagi mulai tiba dan malam mulai berpamitan,
Desiran angin malam yang dingin berangsur pulang ke tempat
peraduannya,
Selanjutnya mata hari pun mulai tampak tersenyum di ufuk timur,
Terangnya hati mulai terasa dan kegalauan menjadi sirna,
Raja Ajib berkemas melanjutkan perjalanannya berkelana,
Setelah sempurna persiapannya maka ia berpamitan kepada teman-teman
untuk pergi,
Mereka seolah ingin menahan dan merasa berat hati untuk
ditinggalkan,
Mereka bertanya : “Hendak pergi ke manakah engkau kawan ?”
Raja Ajib menjawab : “Aku hendak pergi ke arah yang dikehendaki
oleh Tuhan”
Dengan perasaan berat mereka lepas Raja Ajib dengan salam dan
lambaian tangan,
Dengan mengucap : “ بسم الله الرحمن الرحيم “
Ia langkahkan kaki , ia tinggalkan tempat yang amat seram dan
berkesan itu,
Dari langkah satu ke langkah yang lain , ia ucapkan kalimat اللهُ,
اللهdalam
hatinya,
Ia selalu berdo’a pula dalam hatinya :
اللهمّ اهْدِنَا الطَّرِيْقَ
الْمُسْتَقِيْم طَرِيْقَ الشُّهَدَاءِ
وَالصَّالِحِيْن
اللهمّ اهْدِنَا الطَّرِيْقَ
الْمُسْتَقِيْم طَرِيْقَ السُّـــعَدَاءِ
وَالْفَـــــائِزِيْن
Ya Alloh , tunjukkanlah kami
jalan yang benar,
Jalan orang-orang yang bersaksi kepadaMu dan orang-orang yang
solih,
Ya Alloh , tunjukkanlah kami
jalan yang benar,
Jalan orang-orang yang sejahtra dan orang-orang yang bahagia,
Di siang hari ia berjalan , di malam hari ia beristirahat dan meng
elu-elukan kehidupan,
Sampai pada batas optimal ia bersandar kepada Alloh, Tuhan Pencipta
alam,
Alloh membuka rahasia kehidupan seluruh binatang kepada Raja Ajib,
Pada saat malam tiba, Raja Ajib bermalam di atas pohon di hutan,
Di tengah malam yang sunyi,
Ia mendengar suara semut-semut besar di atas pohon, mereka
bertasbih,
Ia mendengar suara hewan-hewan liar di daratan hutan, mereka
bertasbih,
Ia mendengar suara burung-burung di atas pepohonan, mereka
bertasbih,
Ia menangis lantaran nikmatnya mendengarkan suara-suara hewan bertasbih,
Benarlah firman Alloh :
ﺃَﻟَﻢْ
ﺗَﺮَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺴَﺒِّﺢُ ﻟَﻪُ ﻣَﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ
ﻭَﺍﻟﻄَّﻴْﺮُ ﺻَﺎﻓَّﺎﺕٍ ﻛُﻞٌّ ﻗَﺪْ ﻋَﻠِﻢَ ﺻَﻠَﺎﺗَﻪُ
ﻭَﺗَﺴْﺒِﻴﺤَﻪُ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠِﻴﻢٌ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻔْﻌَﻠُﻮﻥَ
ﻭَﺗَﺴْﺒِﻴﺤَﻪُ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠِﻴﻢٌ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻔْﻌَﻠُﻮﻥَ
"Tidakkah kamu tahu
bahwasanya Allah , kepada-Nya bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi ,
juga burung dengan mengembangkan sayapnya . Masing-masing telah mengetahui cara
shalat dan tasbihnya, Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. An Nur :41)
Subhaanalloooh,
Andai ia tak ingat tanggung jawab kerajaan yang dipimpinnya,
Andai ia tak ingat tanggung jawab terhadap keluarga dan rakyatnya,
Ingin kiranya Beliau hidup di hutan selama-lamnya,
Namun rasa tanggung jawab
sebagai kwajiban yang diembannya,
Mendorongnya untuk berjalan walau jauh dan tak jelas
arah tujuannya,
Di pagi nan cerah, dengan hati yang penuh pasrah kepada Alloh SWT,
Ia berjalan mengikuti langkah kakinya sambil mengucap اللهُ,
اللهdalam
hatinya,
Akhirnya sampailah ia di sebuah pantai di sisi hutan,
Ia beristirahat dan berangan-angan , barangkali ada bahtra yang
hendak menepi,
Di bawah pohon rindang dengan desiran angin yang spoi-spoi basa ia
tertidur pulas,
Ketika ia bangun , ia melihat sebuah sampan hendak menepi,
Alangkah gembiran hati Raja Ajib,
Ia amat berprasangka baik kepada Tuhan,
Ia amat berprasangka baik kepada setiap orang,
Mungkin itulah pembawaan orang yang selalu melakukan kebaikan,
Sebagaimana pembawaan orang yang selalu buruk perbuatannya,
Ia selalu menyamakan orang lain dengan dirinya,
Seorang pelantun syi’ir Arab mengatakan :
إذَا سَاءَ فِعْلُ الْمَرْءِ سَائَتْ
ظُنُوْنُهُ وَصَدَّقَ مَا يَعْتَادُهُ
مِنْ تَوَهُّمٍ
Jika buruk perbuatan seseorang , maka buruk pula persangkaannya,
Ia selalu membenarkan prasangka buruknya, sebagaimana prerbuatan
yan biasa ia lakukan,
Sampan itu dipanggilnya dan ketika telah menepi ia bertanya :
“Dari manakah anda dan untuk apa di laut ini ?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar