RAJA AJIB DALAM BERKELANA (lanjutan
12 habis).
Seseorang yang bertanggung jawab atas sesuatu hal , ia selalu
memikirkan hal tersebut,
Walau jauh di mata , ia tetap dekat di hati ,
Sejauh-jauh ia pergi meninggalkan hal tersebut , suatu saat pasti
teringat padanya,
Begitu halnya Raja Ajib,
Hampir 4 bulan Raja Ajib meninggalkan negerinya,
Dengan sejuta pengalaman yang ia perolehnya,
Hatinya mulai rindu dengan kampung halamannya,
Seiring dengan kerinduan keluarga dan rakyat terhadap raja mereka,
Namun ke mana ia hendak berjalan menuju negerinya,
Perjalanan telah terlampau jauh, Tiada rambu-rambu dan tanda-tanda,
Ia hanya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Alloh SWT,
Ia yakin , Ia berprasangka baik kepada Tuhan,
Tuhan tak kan menyesatkan hamba yang banyak dzikir dan tawakkal,
Tuhan tak kan menyesatkan hamba yang selalu mengamalkan isi Al
Qur’an,
إِنَّ
الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ قُل رَّبِّي
أَعْلَمُ مَن جَاء بِالْهُدَى وَمَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ( القصص : ٨٥ ).
Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu
(melaksanakan hukum-hukum) Al Qur'an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke
tempat kembali ,. Katakanlah:
"Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam
kesesatan yang nyata". (Al Qashash :
85)
Tukang sampan itu menjawab : “Kami dari tempat yang cukup jauh,
Kami datang kemari untuk mencari ikan”
Raja Ajib bertanya : “Apakah anda kenal dengan negeri penguasaan
Raja Ajib ?”
Tukang sampan menjawab : “Itu adalah negeri yang aku termasuk
rakyatnya”.
Raja Ajib bertanya : “ Bagimana keadaan negeri itu saat ini ?”
Seorang Pelaut yang membawa sampan itu ditanya oleh Raja Ajib ,
Ia tidak tau bahwa yang mengajak bicara itu adalah Rajanya sendiri,
Ia menjawab :“Negeri itu makmur , Rajanya adil , sabar dan
bijaksana,
Kami seorang pelaut yang miskin ,
Dalam keseharian mencari ikan di laut,
Sampan ini adalah pemberian Raja Ajib ,
Begitu pula teman-teman kami juga mendapatkan seperti kami,
Semua rakyat mencintainya”,
Raja Ajib bertanya :
“Apakah kira-kira Baginda Raja sekarang ada di istana ?”
Pelaut itu menjawab : “Mungkin ada di istana”,
Raja Ajib bertanya :
“Apakah kira-kira aku yang begini ini boleh bertemu dengan baginda ?”
Pelaut itu menjawab : “Mungkin bisa , Baginda selalu membuka pintu
untuk rakyatnya”
Raja Ajib bertanya :
“Maukah anda mengantar aku ke negeri penguasaan Raja Ajib ?”
Pelaut itu menjawab : “ Boleh
, Silahkan naik ke atas sampan ini”.
Alangkah gembira Raja Ajib mendapatkan seorang pelaut yang penolong
ini,
Sampan itu berlayar menuju negeri yang dicari,
Mereka berdua berbincang-bincang tentang kehidupan nelayan,
Raja Ajib semakin mengerti tentang kehidupan rakyatnya,
Hampir sehari sampan itu berlayar, di nakhodai oleh pelaut
tersebut,
Saat senja telah tiba , Raja Ajib mulai melihat bangunan-bangunan
perkampungan negerinya,
Tanpa disadari ia mengucapkan
“ALHAMDULILLAAAH”,
Pelaut itu terkejut dan bertanya : “Mengapa anda memuji Alloh
dengan nafas panjang ?”,
Raja Ajib membalas tanya : “Betulkah ini perkampungan negeri Raja
Ajib ?”,
Pelaut menjawab : “Betul , Apakah anda telah pernah datang di
negeri ini ?”,
Raja Ajib menjawab : “Sepertinya aku pernah mukim di negeri ini”,
Beberapa saat kemudian sampan itu telah dekat dengan pelabuhan dan
pelaut itu mulai ragu,
Pelaut itu bertanya : “Maaf Tuan , Apakah Tuan ini Baginda Raja kami ?”,
Raja Ajib tersenyum dan menjawab : “Begitulah adanya”,
Pelaut itu lalu mengucapkan : “SUBHAANALLOOH”.
Ketika sampan telah memasuki dermaga , Raja Ajib turun,
Pelaut itu lalu mengawal dan memberitau seluruh keluarga dan
rakyat,
Semua keluarga dan rakyat keluar dan menyambut kehadliran Baginda
Raja tercinta,
Trompet , Gendrang dan Rebana dipukul sebagai tanda kegembiraan
tiba,
Raja Ajib datang dengan membawa sejuta pengalaman,
Semua handai taulan , istri dan anak serta para rakyatnya
bersalaman dan memeluknya,
Tak satu kalimat pun terucap selain : الحمد لله
dan سبحان
الله والحمد لله ولااله الّا الله والله اكبر
Subhaanallooh ,
Begitu kekuatan dzikir yang selalu terucap dan melekat erat dalam
benak Baginda Raja,
Kesabaran , keadilan dan kebijakan yang menyelimuti dirinya sebagai
sifat orang yang bertaqwa,
Membuat semua yang dialami diterima olehnya dengan rela dan
bersandar kepada Alloh,
Pengalaman manis getir dan pait telah dirasakan olehnya tanpa mengubah
kecintaannya kaepada Alloh,,
Beliau senantiasa tersenyum dengan siapapun sepanjang masa,
Itulah kiranya kebenaran dari firman Alloh :
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ
قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan
hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram. Ar
Ra'd : 28
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ
مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى
اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ
لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya Alloh akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari
arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. ( Ath Thalaaq 2+3 )
DIAMBIL DARI KISAH KERAJAAN BUANAMAYA
OLEH
: SABARTAS RATU SENDUPALA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar