RAJA AJIB DALAM BERKELANA (lanjutan 4)

. . Tidak ada komentar:
RAJA AJIB DALAM BERKELANA (lanjutan 4)

Raja Ajib memang cocok dengan namanya , selalu melihat hal-hal yang ajib.
Mungkin itulah kebenaran hadits yang disabdakan oleh Rosululloh :
اَلْإِسْمُ يُؤَثِّرُ اِلٰى مَا يُسَمّٰى  ( Nama itu berpengaruh kepada sesuatu yang diberi nama )

Ketika Raja Ajib masuk dalam istana di bawah tanah , ia melihat hal yang mengagumkan,
Ia telusuri setiap ruangan , sunyi , sepi , tiada penghuni yang menempatinya,
Ia mendengar suara manusia yang sedang mandi , ia sabar menunggu,
Ketika telah keluar dari kamar mandi penghuni rumah itu melihat sosok manusia,

Alangkah terkejutnya ia yang hanya sendirian itu,
Hampir ia menjerit , tetapi Raja Ajib berusaha menenangkannya,

Ketika telah tenang , maka Raja Ajib bertanya : “Wahai anak muda yang tampan ,
Siapakah anda ini sebenarnya dan mengapa sendirian di sini ?”,

Anak muda itu menjawabb : “ Aku adalah putra mahkota seorang raja,
Ayahku berkuasa di negeri yang jauh dari sini,
Ia bermimpi buruk dan ketika ditanyakan kepada para ahli mimpi, Mereka mengatakan :
“Hendaklah Paduka yang mulya menyembunyikan putra mahkota di tempat bawah tanah,
Sehingga tidak seorang pun mengetahuinya , sebab kira-kira 100 hari lagi ada mushibah,

Ayahku bertanya : ”Mushibah apakah gerangan yang akan menimpa anakku ?”
Penta’bir  mimpi itu  mengatakan :
“Akan  datang seorang Raja yang akan membunuh putra mahkota Paduka,
Jika nanti telah lewat 100 hari dan selamat maka putra mahkota akan selamat seterusnya”.

Ayahku bertanya : “Siapakah Raja tersebut ?”

Ahli mimpi itu menjawab : “Raja itu namanya Raja Ajib”.

Mendengar cerita anak muda tersebut Raja Ajib terkejut dan hampir berubah wajahnya,
Tetapi Beliau segera bisa menguasai diri sehingga tidak tampak oleh anak muda tersebut,

Raja Ajib bertanya : “Lalu bagaimana wahai anak muda ?”

Anak muda itu meneruskan ceritanya :  “Lalu Ayahku membuat istana ini,
Kemudian aku disembunyikan di sini ,  dan sekarang ini sudah lewat 97 hari,
Maka 3 hari lagi ayahku akan menjemputku ke sini”,

Raja Ajib tidak kuat menahan gejolak hatinya yang bertanya-tanya :
“Bagaimana ini akan terjadi, Padahal aku sama sekali tidak  mempunyai niat untuk itu”,
Maka air matanya meleleh,

Tetapi gejolak hati itu segera dilenyapkan dengan bercengkerama mesra bersama anak muda itu,
Keduanya bergaul bagaikan saudara , makan bersama tidur bersama,

Tepat hari ke 100 anak muda tersebut tampak berseri-seri , banyak senyum,
Raja Ajib pun gembira bahwa peristiwa pembunuhan itu tidak terjadi,

Pada siang hari hampir sore ketika anak muda itu hendak mengupas buah semangka ,
Ia minta tolong agar temannya mengambilkan pisau yang di letakkan di atas tempat tidurnya,

Raja Ajib pun menolong mengambilkannya,

Tiba-tiba tanpa disengaja Raja Ajib terpeleset dan jatuh ,
Pisau yang ada ditangannya menusuk dada anak muda tersebut tepat pada jantungnya ,
Anak muda tersebut meninggal dunia lantaran tertusuk pisau yang tanpa sengaja,

Raja Ajib menjerit : “ Yaa  Alloooh    انّا لله وانّا اليه راجعون ”.

Subhaanallooh, Jika Tuhan telah menghendaki mengambil hambaNya ,
Maka tak kan ada yang dapat  menghalangiNya :
أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, ( An Nisa’ ayat 78 )

Subhaanallooh, Raja Ajib segera menutup janazah anak muda tersebut lalu segera keluar.
Hari mulai petang , matahari mulai terbenam di tempat peraduannya ,
Hati Raja Ajib menangis menyesali kejadian sore itu tadi ,
Ia lalu memanjat pohon tempat ia bersembunyi , melepaskan tangis penyesalan hingga malam,

Pada pertengahan malam ia lihat kapal besar datang lalu berhenti dan menurunkan sampan.
Semua penumpangnya mendekat pantai dan mendatangi istana bawah tanah itu.

Alangkah terkejut ketika mereka mengetahui tutup istana telah berubah,

(bersambung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Situs Ini

Situs web ini merupakan situs web resmi Pondok Pesantren Sunan Sendang - Roudhotuttullab - Sendang Duwur. Semua konten tulisan insyaAllah ditulis secara langsung oleh Romo Yai Salim Azhar, tanpa mengurangi dan menambahi redaksi apa pun.

Bagi alumni atau siapa saja yang bersimpati dan ingin berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pesantren, silakan hubungi langsung Romo K.H. Salim Azhar di bagian Kontak Kami.

Arsip Situs

Label

Total Tayangan Halaman