RAJA AJIB DALAM BERKELANA (lanjutan 5)

. . Tidak ada komentar:
RAJA AJIB DALAM  BERKELANA (lanjutan 5)

Tuhan itu kadang kala memberikan cobaan kepada hambaNya yang disayang ,
Jika hamba itu rela dan sabar atas cobaan itu maka ia akan diangkat drajatnya,
Jika hamba itu tidak rela maka cobaan itu akan tetap terjadi ,
Begitulah kandungan dari surat Al Baqoroh ayat 155-156 :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"].

Begitulah kiranya yang dialami oleh Raja Ajib dan keluarga anak muda tersebut,

Alangkah terkejut ketika mereka mengetahui tutup istana telah berubah,
Mereka masuk dan ternyata anak yang disayangi telah tak bernyawa,
Mereka segera membawa keluar dan mengusung anak tersebut dengan penuh tangis,
Mereka naikkan ke atas kapal lalu mereka tinggalkan tempat nahas tersebut,

ASTAGHFIRULLOOOH , begitu desah Raja Ajib,
Hatinya  amat kalut , ia menangis menyesali kejadian yang ia alami,
Semalam ia tidak tidur , ia selalu memandang galian tanah tempat anak muda itu,
Berulan kali ia membaca istighfar dan mendo’akan anak muda tersebut,
Akhirnya  ia  sadar  bahwa  apa saja yang terjadi adalah ketentuan Tuhan ,
Alloh berfirman :
قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلاَّ مَا كَتَبَ اللّهُ لَنَا هُوَ مَوْلاَنَا وَعَلَى اللّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." At Taubah : 51

Di tengah malam yang pekat , tiada bulan tiada bintang ,
Di tempat yang amat  jauh ia lihat cahaya yang amat terang,

Pada pagi harinya ia berjalan kearah tempat yang ia lihat ada cahaya itu,
Ternyata tempat itu amatlah jauh , membutuhkan perjalanan panjang,
Dari pagi hingga malam tiba , ia belum menemukan tempat tersebut,

Pada malam harinya ia pun bermalam di atas pohon yang besar,
Di tengah malam yang sunyi , sepi , ia lihat sosok manusia yang bertubuh besar,
Ia amat tinggi setinggi dahan yang ditempati oleh Raja Ajib,
Sosok menusia tersebut kepalanya halus tak ada rambut di atasnya,
Ia menghampiri Raja Ajib yang agak bimbang dan takut,
Ia berbicara : “ Wahai Ajib , turunlan dan ikuti aku berjalan malam ini,

Dengan perasaan ragu dan bimbang , ia ikuti sosok yang tinggi besar itu,
Di antara perasaan takut dan harapan, ia berjalan sampai jauh,
Pada saat menjelang fajar menyingsing sosok yang tinggi besar itu hilang,

Ketika matahari terbit Raja Ajib menemukan jalan setapak,
Ia telusuri jalan tersebut , berjalan hingga tengah hari ia beristirahat,

Ia berjalan lagi hingga matahari terlihat menguning menunjukkan senja telah datang,
Tanpa terpikirkan , ia telah berada di halaman rumah tua , Sunyi , Sepi , tiada penghuni,

Tiba-tiba ketika hari mulai petang , mata hari telah terbenam,
Keluarlah dari rumah tersebut 9 orang yang berwajah menakutkan,
Mereka semua berpakaian serba hitam dan bermata sebelah,

Mereka bersorak sorai dan berkata : “Tambah satu kawan”  !
Mereka membawa Raja Ajib masuk ke dalam rumah tua tersebut,

Alangkah gemetar hati Raja Ajib,
Denyut jantungnya semakin cepat, penuh tanda tanya,
Mereka menempatkan Raja Ajib di sebuah kamar kosong dengan dinding hitam,
Gelap , pekat , tiada sinar lampu yang meneranginya,

Raja Ajib semakin gusar dan sulit untuk keluar,
Ia hanya berbekal dzikir dan pasrah kepada Alloh SWT,

Malam semakin larut, dan kamar tersebut semakin gelap,
Raja Ajib tidak bisa beristirahat tidur,
Hatinya terus bertanya-tanya,
Siapakah gerangan mereka ini ?
( bersambung ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Situs Ini

Situs web ini merupakan situs web resmi Pondok Pesantren Sunan Sendang - Roudhotuttullab - Sendang Duwur. Semua konten tulisan insyaAllah ditulis secara langsung oleh Romo Yai Salim Azhar, tanpa mengurangi dan menambahi redaksi apa pun.

Bagi alumni atau siapa saja yang bersimpati dan ingin berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pesantren, silakan hubungi langsung Romo K.H. Salim Azhar di bagian Kontak Kami.

Arsip Situs

Label

Total Tayangan Halaman