رِضَا
اللهِ فِيْ رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِيْ سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ
RIDLO
ALLOH TERGANTUNG RIDLO KEDUA ORANG TUA
MURKA
ALLOH TERGANTUNG MURKA KEDUA ORANG TUA
UNGKAPAN ini merupakan bimbingan akhlaq untuk
anak-anak agar berbakti kepada kedua orang tua sebagaimana AKHLAQ DALAM AL
QUR'AN
Juga merupakan perhatian untuk orang tua agar tidak
se mena-mena meridloi anak mereka berbuat sesuatu yang melanggar aturan
syari'at Islam sebab meridloi perbuatan ma'shiyat adalah termasuk membantu
perbuatan ma'syiat tersebut dan hal itu tidak diperbolehkan oleh aturan Al
Qur'an Surat Al Ma'idah ayat 2 :
وَتَعَاوَنُواْ
عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ
وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ
شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.
Begitu pula keridloan orang tua
terhadap anak untuk berbuat ma'syiat tidaklah menjamin anak tersebut diridloi
Alloh dan selamat dari murka Alloh, sebab Rosululloh bersabda :
لَا طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ
مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ
Tidak ada tho'at bagi makluq dalam berma'shiyat
kepada Dzat Pencipta.
Dan di hari akhir nanti akan dituntut oleh anak-anak
yang mereka relakan untuk berbuat ma'syiat tersebut.
Al Qur'a menyebutkan keadaan orang-orang kafir ketika
akan dimasukkan neraka, mereka berteriak :
وَقَالَ
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ رَبَّنَآ أَرِنَا ٱلَّذَيۡنِ أَضَلَّانَا مِنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ
نَجۡعَلۡهُمَا تَحۡتَ أَقۡدَامِنَا لِيَكُونَا مِنَ ٱلۡأَسۡفَلِينَ
Dan orang-orang kafir berkata:
"Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah
menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jinn dan manusia agar kami letakkan
keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang
yang hina" ( Hamim Sajdah / Fusshilat : 29 )
Aturan syari'at Islam mutlaq harus diikuti. Jika seseorang merelakan orang lain untuk
berbuat ma'shiyat ( melanggar aturan syari'at ) maka ia adalah bersekutu dalam
perbuatan ma'shiyat tersebut. Apa lagi jika yang merelakan atau menyuruh itu
orang tua atau orang atasan yang disegani oleh anak buahnya, mereka akan
dituntut masuk neraka pula sebagai mana aturan Surat Ahzab : 66 – 68 :
يَوۡمَ
تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمۡ فِي ٱلنَّارِ يَقُولُونَ يَٰلَيۡتَنَآ أَطَعۡنَا ٱللَّهَ
وَأَطَعۡنَا ٱلرَّسُولَا۠ ٦٦
وَقَالُواْ رَبَّنَآ
إِنَّآ أَطَعۡنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَآءَنَا فَأَضَلُّونَا ٱلسَّبِيلَا۠ ٦٧
رَبَّنَآ
ءَاتِهِمۡ ضِعۡفَيۡنِ مِنَ ٱلۡعَذَابِ وَٱلۡعَنۡهُمۡ لَعۡنٗا كَبِيرٗا ٦٨
66. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan
dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat
kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul"
67. Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami,
sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu
mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)
68. Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab
dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar