AKHLAQ DALAM AL QUR’AN ( 26 ) BERDERMA MENAHAN AMARAH DAN MEMAAFKAN.

. . Tidak ada komentar:


AKHLAQ  DALAM  AL QUR’AN ( 26 )
BERDERMA  MENAHAN  AMARAH  DAN  MEMAAFKAN.
Ali Imran ( 134 )

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang  maupun  sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang  berbuat  kebajikan.

Kehidupan seseorang senantiasa berubah-ubah, suatu ketika mendapatkan keluasan rizqi, terbebas dari ketakutan atau kesakitan, suatu ketika mendapatkan kesempitan rizqi, kesedihan hati serta suasana yang mencekam; suatu ketika ingin senyum dan tertawa, suatu ketika ingin marah dan menyiksa;  suatu ketika berlapang dada dan mudah mengampuni, suatu ketika bersempit hati dan sulit memaklumi.

Orang yang berakhlaq mulya memiliki 3 perangai yang bernilai tinggi :

1-    Menafkahkan hartanya ( baik  di  waktu  lapang  maupun  sempit )
2-    Menahan amarahnya ( baik ketika ia lemah maupun ia mampu           melampiaskannya )
3-    Mema’afkan kesalahan orang ( baik tidak sengaja maupun sengaja ) .

Menafkahkan harta adalah amat mulya dalam kehidupan sosial masyarakat lebih-lebih jika pendermaan itu dilakukan ketika seseorang sedang dalam keadaan sempit seperti  ketika  ia dalam keadaan sehat segar  bugar, masih sangat mencintai harta dan khawatir menjadi faqir lalu ia  dermakan harta yang ia cintai tersebut, atau ketika ia kesepian harta, merasa sulit mendapatkannya lalu ia dermakan pula  dengan tanpa  ragu atas keadaan sesudahnya, demikian itu  apabila pendermaan harta tersebut untuk hal-hal yang bagus, tetapi jika pendermaan itu diperuntukkan prihal  yang  buruk  maka  menjadi  buruk  pula .

Menahan amarah adalah amat mulya dalam kehidupan sosial masyarakat lebih-lebih apabila yang menahan amarah tersebut kuat dan mampu melampiaskannya karna yang akan dimarahi itu orang di bawahnya dalam  kekuatan fisiknya  maupun tingkatan jabatan atau kekayaannya, dan tidak menafikan kemulyaan dalam menahan marah, ketika yang menahan  marah itu memang lemah tetapi ia menahan marahnya karna ingat bahwa marah itu tidak bagus, hal ini dikarnakan bahwa marah adalah awwal dari adanya pertengkaran, perpecahan  dan persatruan, menggunjing, mengadu domba yang menimbulkan gejolak tidak bagus dalam kehidupan sosial masyarakat.

Mema’afkan kesalahan orang ( baik tidak sengaja maupun sengaja ) telah dimaklumi oleh semua orang bahwa itu amat mulya dalam kehidupan sosial masyarakat lebih-lebih apabila yang memberi maaf tersebut kuat dan mampu andaikan memberi sangsi atau pembalasan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Situs Ini

Situs web ini merupakan situs web resmi Pondok Pesantren Sunan Sendang - Roudhotuttullab - Sendang Duwur. Semua konten tulisan insyaAllah ditulis secara langsung oleh Romo Yai Salim Azhar, tanpa mengurangi dan menambahi redaksi apa pun.

Bagi alumni atau siapa saja yang bersimpati dan ingin berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pesantren, silakan hubungi langsung Romo K.H. Salim Azhar di bagian Kontak Kami.

Arsip Situs

Label

Total Tayangan Halaman