Pernah
ada seorang perempuan muda,
Umurnya
kurang lebih 25 – 27 tahun,
Mempunyai
anak yang baru berumur antara 8 bulan,
Masih
menyusu ibunya pada setiap waktunya,
Syahdan,
Pada
siang hari nan bolong,
Perempuan
tersebut mandi di kamar mandi,
Kamar
mandinya ada di depan rumah di tepi jalan raya,
Tuhan
menampakkan kekuasaan-Nya,
Ada
gempa bumi datang tanpa bilang-bilang,
Semua
penduduk keluar rumah untuk menyelamatkan diri,
Perempuan
tersebut juga merasakan getaran bumi,
Dengan
amat terkejut bercampur takut,
Ia
langsung keluar dari kolam dan lari ke jalan raya,
Ia
lupa bahwa ia masih telanjang tanpa busana apapun,
Lari
bersama para penduduk laki-laki dan perempuan,
Aneh,
Seorang
pun dari mereka tidak ada yang memperhatikan,
Hingga
sampai di tempat yang diperkirakan aman,
Mereka
berhenti dan perempuan itu pun ikut berhenti,
Ia
baru sadar bahwa ia masih telanjang bugil,
Orang-orang
pun jadi tertawa terbahak-bahak,
Ada
yang menikmati pemandangan tubuhnya yang indah,
Ada
yang bergegas menyelmutinya dengan sarung,
Saya
ikut tertawa walau tidak ikut melihatnya,
Hanya
mendengar cerita perempuan tersebut,
Kebetulan
yang bercerita itu adalah seorang guru tertua,
Senior
kita yang mengajar di sebuah madrasah di Pantura,
Saya
bertanya : " Kejadian itu sekitar tahun berapa yai ? ",
Beliau
bilang sekitar tahun 1949,
Subhanalloooh,
Saya
jadi ingat sebuah hadits,
Pernah
Siti Aisyah bertanya pada Rasululloh SAW :
"Bagaimana
suasana pada hari kiamat kelak ?",
Rasululloh
menjawab :
"Mereka
bangun dari kubur dalam keadaan telanjang,
Tak
sehelai kain pun mereka pakai,
Bercampur
antara lak-laki dan perempuan",
Siti
Aisyah berkata :
"Alangkah
malunya Ya Rasulalloh pada saat itu"
Rasululloh
bersabda :
"Saat
itu semua manusia sibuk memikirkan dirinya sendiri ,
Mereka
lupa anak, lupa istri dan suami, lupa kerabat dan kawan,
Mereka
tidak malu dan tidak gembira, Mereka sedih, pilu,
Mata
hari direndahkan,
Panas
menyengat seluruh kulit badan,
Peluh
keringat semakin tinggi menenggelamkan,
Tangis
dan teriakan mohon maaf dan pertolongan,
Menggema
di seluruh hamparan alam,
Permohonan
maaf sudah tak lagi diindahkan,
Ronta
dan tangis tak ada lagi yang mendengarkan,
Murka
Tuhan seolah-olah ditumpahkan,
Kepada
hamba yang durhaka dan melanggar larangan,
Lalu
bagaimana ?….. Bagaimana ?…...Bagaimana ?
Di
saat deraian air mata tercucur deras membasahi pipi,
Merdu
merayu suara tangis membahana menyayat hati,
Padang
mahsyar dihuni oleh seluruh hamba Dzat Yang Suci,
Susah,
Galau, Cemas, Takut, Khawatir, dan apalah lagi,
Saat
manusia karam dalam kesulitan dan kebisuan,
Mereka
ingat ketika dulu mendatangi para ulama' ,
Selaku
pembimbing dan pemimpin para ummat,
Mereka
tetap memohon bimbingan walau telah berada di akhirat,
Untuk
mencari Nabi atau Rasul yang dapat memberikan syafa'at,
Maka
dengan segala kepayahan dan harapan,
Mereka
mendatangi ayah dari semua insan, yaitu Nabi Adam AS,
Dihaturkan
kepadanya segala kesulitan serta kebingungan,
Namun
hasilnya belum memenuhi harapan,
Nabi
Adam bilang :
"Bukan
tingkatan dan drajatku memberi syafaat,
Aku
melangar aturan Tuhan sehingga harus turun dari surga,
Aku
malu untuk memohon kepada-Nya hari ini,
Cuba
kalian datang kepada Nabi Nuh wahai anak-anakku",
Mereka
lalu dengan susah payah mencari Nabi Nuh,
Akhirnya
bertemu juga dengan Nabi dan Rasul yang pertama,
Mereka
haturkan kepadanya segala kesulitan serta kebingungan,
Namun
hasilnya belum juga memenuhi harapan,
Nabi
Nuh bilang :
"Bukan
tingkatan dan drajatku memberi syafaat,
Aku
telah menggunakan do'a pamungkasku di dunia,
Do'a
itu telah kulepaskan untuk menghancurkan umatku sendiri,
Aku
malu untuk memohon kepada Tuhan pada hari ini,
Cuba
kalian datang kepada Nabi Ibrohim wahai anak-anakku",
Mereka
lalu dengan susah payah mencari Nabi Ibrohim,
Akhirnya
bertemu juga dengan Rasul yang amat yaqin pada Tuhan,
Mereka
haturkan kepadanya segala kesulitan serta kebingungan,
Namun
hasilnya belum juga memenuhi harapan,
Nabi
Ibrohim bilang :
"Bukan
tingkatan dan drajatku memberi syafaat,
Aku
telah melakukan kebohongan dua kali di dunia,
Aku
pun telah berdo'a untuk menghancurkan umatku sendiri,
Aku
malu untuk memohon kepada Tuhan pada hari ini,
Cuba
kalian datang kepada Nabi Isa bin Maryam wahai anak-anakku",
Mereka
dengan susah payah mencari Nabi Isa bin Maryam,
Akhirnya
bertemu juga dengan Nabi Ruhulloh pengasih ummat,
Mereka
haturkan kepadanya segala kesulitan serta kebingungan,
Namun
hasilnya belum juga memenuhi harapan,
Nabi
Isa bin Maryam bilang :
"Bukan
tingkatan dan drajatku memberi syafaat,
Aku
sangat malu sebab diperlakukan sebagai Tuhan,
Mereka
menganggapku sebagai anak Tuhan,
Alangkah sesatnya,
Aku
malu untuk memohon kepada Tuhan pada hari ini,
Cuba
kalian datang kepada Nabi terakhir, Muhammad kekasih Alloh,
Mereka
dengan susah payah mencari Nabi Muhammad kekasih Alloh,
Akhirnya
bertemu juga dengan Nabi agung penyayang ummat,
Nabi
yang merasa berat hatinya ketika mendengar ummatnya sengsara,
Hingga
akan menghembuskan nafas terakhir Beliau sebut : "Ummatku"
Mereka
haturkan kepadanya segala kesengsaraan serta kebingungan,
Beliau
mendengarkan tumpahan perasaan ummatnya
yang amat dalam,
Beliau
menangis, menghayati, Betapa agung murka
Tuhan hari ini,
Di
atas kemiskinan serta kefaqiran ummat terhadap pertolongan-Nya,
Beliau
turunkan kepala hingga menempel bumi,
Beliau
tumpahkan cucuran air mata yang amat deras,
Beliau
sebut nama Alloh serta Ummat beliau :
"Yaa
Alloooh, Yaa Robbyy,
Ummatku
Yaa Alloooh……….., Ummatku Yaa
Alloooh………..,
Mereka
sangat lemah Yaa Allooh, Mereka bergelimang dalam dosa-dosa,
Namun
pengampunanMu lebih luas dari pada dosa mereka,
Yaa Allooh,
Tak
akan aku mengangkat kepala, Yaa
Alloh…………,
Sebelum
pengampunanMu engkau berikan kepada mereka,
Yaaa Alloooh……………, Engkau telah berjanji padaku,
Akan
Engkau selamatkan ummatku Yaa Alloooh……….,
Kini
tiba waktunya janji itu aku mohon Yaa Alloooh…….,
Ummatku
Yaa Alloooh…………., Ummatku Yaa Alloooh…………..,
Sungguh
aku mohon Tuhaaan…………………,
Selamatkan
ummatku Yaa Rohmaan………, Yaa
Rohiim……………",
Alloh
turunkan kasih sayangNya dengan firmanNya :
"Wahai
Muhammad, angkatlah kepalamu,
Memohonlah, Permohonanmu Aku kabulkan,
Berilah
ummatmu syafa'at pertolongan,
Permohonan
Syafa'atmu dikabulkan"
Subhanallooh,
Muhammadku,
Muhammadku,
Keagunganmu
mampu menembus kegelapan alam,
Engkau
mohonkan aku syafa'at pertolongan Alloh,
Hanya
syafa'atmu yang mampu membungkar kesengsaraan,
Yaa
Allooh,
Berikan penghurmatan kepada junjungan kita
Muhammad,
HambaMu dan NabiMu serta UtusanMu,
Seorang Nabi yang tidak dapat menulis juga
tidak bisa membaca tulisan,
Juga kepada keluwarganya dan shahabatnya,
Dan berikan kepadanya keselamatan dengan betul
betul,
Menurut ukuran keagungan DzatMu pada setiap
waktu dan masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar