Ahmad
Syihabuddin bin Salamah
Al Qolyubi menuturkan,
Di
kota MORO dahulu
hidup seorang penguasa
negara,
Beliau
bernama NUH bin
MARYAM,
Beliau
juga seorang QODLI
yang mempunyai keunggulan,
Beliau
mempunyai seorang anak
perempuan yang dicintai,
Putri
tersebut indah, cantik,
anggun, dan berparas
sempurna,
Banyak
para pembesar dan
orang-orang kaya melamarnya,
Namun
tak seorang pun
yang masuk di
hati NUH bin
MARYAM,
Beliau
mempunyai seorang budak
hitam dari Hindia,
Budak
tersebut bernama MUBAROK,
Ia
ditugasi menjaga kebun
anggur milik NUH
bin MARYAM,
Dan
telah dilaksanakan tugas
tersebut selama 2
bulan,
Pada
suatu hari Sang
Penguasa tersebut menilik
kebun tersebut,
Beliau
berkata kepada budak
MUBAROK tersebut :
"Wahai Mubarok,
ambilkan aku sedompol
anggur",
Maka
Mubarok mengambilkan sedompol
anggur untuk beliau,
Ketika
beliau makan anggur
tersebut rasanya masam,
Beliau
lalu menyuruhnya untuk
mengambilkan yang tidak
masam,
Maka
Mubarok juga mengambilkannya dari
pohon yang berbeda,
Ketika
beliau memakannya ternyata
anggur tersebut masam
juga,
Sang
Qodli Penguasa mulai
kesal dan berkata
:
"Wahai Mubarok,
Mengapa engkau suguhkan
padaku anggur masam,
Padahal
di kebun ini
banyak pohon anggur
yang buahnya manis",
Maka
Mubarok mohon maaf
dan berkata :
"Wahai Tuanku
yang mulya,
Kami
tidak tahu mana
anggur yang masam
dan mana yang
manis",
Sang
Qodli Penguasa itu
berkata dengan heran
:
"Subhanalloh,…… Dua
bulan sudah kamu
bekerja di kebun
ini,
Kamu
tidak tahu anggur
mana yang rasanya
manis ?"
Mubarok
menjawab :
"Demi
hak Tuan, Kami
tidak pernah mencicipi
sedikit pun",
Sang
Qodli Penguasa bertanya
:
"Mengapa engkau
tidak memakannya ?"
Mubarok
menjawab :
"Wahai Tuanku,
Engkau hanya memerintahku
untuk menjaganya,
Tuan
tidak memerintahku untuk
memakannya,
Aku
tidak berkhianat dan
tidak menyulayai perintah
Tuan",
Sang
Penguasa itu benar-benar
heran akan kekokohan
Mubarok,
Ia
memegang amanat tanpa
butuh ceklok dan
pengawasan,
Maka
Penguasa tersebut amat
percaya akan kejujuran
Mubarok,
Dan
sungguh terpesona akan
prilaku pemuda budak
tersebut,
Sang
Qodli Penguasa NUH
bin MARYAM
Sungguh
terpesona akan prilaku
budak yang bernama
Mubarok,
Beliau
sangat heran akan
kejujurannya,
Maka
Beliau berkata :
"Wahai Mubarok,
Sungguh aku senang
kepadamu,
Aku
akan menyampaikan sesuatu
hal kepadamu,
Kamu
harus melaksanakan apa
pun yang aku
perintahkan"
Mubarok
menjawab :
"Kami pasti patuh kepada Alloh dan kepada Tuan"
"Kami pasti patuh kepada Alloh dan kepada Tuan"
Sang
Qodli Penguasa berkata
:
"Wahai Mubarok,
Aku mempunyai anak
perempuan cantik,
Banyak
Pembesar dan Pejabat
melamarnya,
Namu
aku belum bisa
memutuskan siapa yang
harus aku terima,
Untuk
menjadi suami putriku
tersebut,
Maka
berilah aku pendapat
untuk hal ini",
Mubarok
memberikan pendapat pada
Qodli dengan kata
bijak,
"Wahau Tuanku
yang mulya,
Orang
jahiliyah dulu senang
keturunan, nasab, agama
dan pangkat,
Orang
Yahudi dan Nasroni
senang kecantikan dan
keindahan,
Orang
zaman Rosululloh senang
pada agama dan
taqwa,
Orang
zaman sekarang senang
pada harta, titel
dan pangkat,
Maka
hendaklah Tuan memilih
satu di antara
alternatif tersebut",
Sang
Qodli penguasa berkata :
"Wahai Mubarok,
Aku senang pada
agama dan taqwa,
Dan
aku hendak menikahkan
putriku dengan kamu,
Sebab
aku mendapatkan engkau
taat agama, bagus,
dan amanah,
Mubarok
berkata :
"Wahai Tuanku,
Kami adalah budak
hitam bangsa Hindia,
Tuan
telah membeli kami
dengan harta Tuan,
Bagaimana
Tuan menikahkan kami
dengan putri Tuan,
Bagaimana
putri Tuan senang
menerima kami sebagai
suaminya ?"
Sang
Qodli berkata :
"Berdirilah, ….. Ikuti aku ke rumah untuk merundingkan hal ini",
"Berdirilah, ….. Ikuti aku ke rumah untuk merundingkan hal ini",
Setibanya
di rumah, Sang
Qodli memanggil istrinya
dan berkata :
"Anak
ini bagus, jujur
dan bertaqwa,
Aku
hendak menikahkannya dengan
anak kita,
Bagaimana
pendapatmu ?"
Sang
Istri menjawab :
"Persoalan ini kami
menyerakannya padamu,
Tetapi
kami beritahu lebih
dahulu putri kita",
Sang
Istri mendatangi putri
cantiknya dan memberi
tahu kepadanya,
Tentang
kehendak ayahnya,
Sang
putri menjawab dengan
sopan dan penuh
kelembutan :
"Persoalan ini
kami menyerah kepada
ibu dan ayah,
Kami
menerimanya dan tidak
akan menyulayai ibu
dan ayah"
Sang
Istri kembali kepada
Qodli,
Beliau
menghaturkan jawaban dari
putri tercintanya kapada
Qodli,
Maka
Qodli langsung menikahkan
Mubarok dengan putrinya,
Dan
memberikan kepadanya harta
yang banyak,
Dari
pernikahan tersebut lahirlah
seorang anak laki-laki,
Ia
sangat tampan dan
menyenangkan semua yang
melihatnya,
Bayi
ltu lalu diberi
nama "ABDULLOH",
Ia
terkenal dengan nama
"ABDULLOH bin MUBAROK",
Sangat
masyhur di kalangan
ulama' dan auliya',
ABDULLOH
bin MUBAROK,
Dikenal
di kalangan ulama'
atas keilmuan dan
kedermawanannya,
Beliau
seolah seperti Nabi
Ibrohim dalam kedermawanannya,
Beliau
menikah dengan seorang
perempuan lebih tua
darinya,
Pada
suatu hari datang
rombongan tamu sebanyak
10 orang,
Kebetulan
Beliau tidak mempunyai
sesuatu yang hendak
disuguhkan,
Kecuali
se ekor kuda yang
amat bagus,
Kuda
ini biasa dinaiki
untuk ibadah haji
dan untuk bertempur,
Maka
demi memulyakan para
tamu,
Kuda
itu disembelih untuk
jamuan para tamu
tersebut,
Beliau
tidak menghiraukan pendapat
istrinya yang melarangnya,
Beliau
tinggalkan apa yang
dilontarkan oleh istrinya,
Beliau
lebih mengutamakan perintah
Alloh dan Rosululloh.
Sepulang
para tamu, Istrinya
marah dengan perkataan
kasar :
"Wahai Abdulloh
bin Mubarok,
Engkau
hanya mempunyai se
ekor kuda satu-satunya,
Mengapa
engkau sembelih demi
tamu-tamu itu"
Abdulloh
merasakan bahwa istri
ini tidak seimbang
dengannya,
Maka
Ia masuk kamar
lalu keluar dengan
membawa sesuatu,
Apa
yang dibawanya diberikan
kepada istrinya sembari
berkata :
"Wahai istriku,
Rupanya sudah tidak
ada keseimbangan antara
kita,
Maka
silahkan engkau ambil
semua barang ini,
Dan kita berpisah",
Beberapa
hari kemudian,
Datanglah
seorang laki-laki bertamu,…
Dia berkata :
"Wahai Imam
orang-orang Islam,
Saya
mempunyai anak perempuan
ditinggal mati oleh
ibunya,
Ia
sangat sedih sehingga
merobek pakaian-pakaiannya,
Ia
ingin mendengarkan pengajian
anda,
Maka
tolong berilah ia
nasihat yang dapat
menenangkan hatinya",
Ketika
anak perempuan itu
mendengarkan pengajian Abdulloh,
Ia
merasa tenang dan
tidak lagi mengingat
ibunya,
Ia
bilang kepada ayahnya
:
"Wahai ayah, Aku sekarang sudah tidak ingat-ingat ibuku lagi.
"Wahai ayah, Aku sekarang sudah tidak ingat-ingat ibuku lagi.
Aku
rela atas taqdir
Alloh Subhanahu wa
Ta'ala,
Wahai
ayah, Aku butuh
menghaturkan sesuatu kepada
ayah",
Sang
ayah bertanya :
"Wahai anakku, Gerangan apakah yang hendak engkau sampaikan ?"
"Wahai anakku, Gerangan apakah yang hendak engkau sampaikan ?"
Anak
itu menjawab :
"Ayah telah berulang kali bilang padaku,
"Ayah telah berulang kali bilang padaku,
Bahwa para
jejaka masa kini
sama meminangku,
Namun
hatiku berbisik, Hatiku
hanya mencintai seorang,
Aku
tidak akan menikah
kecuali dengan Abdulloh
bin Mubarok",
SUBHANALLOH,……
Cinta
memang sesuatu yang
mistri,
Ia
bisa datang dengan sekonyong-konyong,
Jika
cinta telah bersemayam
di hati,
Semua
keindahan apa pun
tiada berarti,
Hanya
satu yang mengisi
yaitu orang yang
dicintai,
Maka
ayahnya menikahkannya dengan
Abdulloh bin Mubarok,
Beliau
memberikan harta yang
amat banyak kepada
keduanya,
Beliau
memberikan 10 ekor
kuda kepada Abdulloh
bin Mubarok,
Untuk
persediaan perjuangan dalam
membela agama Alloh,
Indah
nian rasanya kehidupan
ini,
Takdir
Alloh memang sulit
diperediksi sebelumnya,
Manusia
mungkin bisa merancang
sesuatu perkara,
Namun
takdir tidak dapat
dipastikan oleh mereka,
Ia
akan indah pada
waktunya,
Pada
suatu malam, Abdulloh
bin Mubarok bermimpi,
Ia
mendengar dengan jelas
sesuatu hatif yang
berkata :
"Jika
engkau tinggalkan seorang
istri yang tua
karna Aku,
Maka
Aku berikan kepadamu
istri yang amat
muda belia,
Jika
engkau sembelih se
ekor kuda karna
Aku,
Maka
Aku berikan 10
ekor kuda sebagai
penggantinya,
Agar
engkau mengerti dan
meyakini,
bahwa
satu kebaikan pasti
dibalas dengan 10
kali lipatannya,
( An
Nawadir : 77 – 79 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar